Rabu, 31 Mei 2023

Zat Capsaicin : Sensasi Panas dan Terbakar

 

Zat Capsaicin
Sumber : verywellfit.com

Lidah manusia memiliki 4 reseptor dalam mengenali rasa makanan maupun minuman mulai dari rasa manis, asin, asam, dan pahit. Tapi, bagaimana dengan rasa pedas yang pernah kita rasakan? Apalagi penyuka pedas yang selalu akan ada ‘rasa pedas’ di setiap kali akan mengonsumsi makanan. Kalau aku suka banget dengan pedas, apapun menu makanannya harus ada sambal biar lebih nikmat.

Namun, tahukah kamu jika pedas itu bukan sebuah rasa. Kenapa bisa begitu? Balik lagi ke kalimat awal. Lidah hanya memiliki 4 reseptor dengan rasa ‘pedas’ tidak ada di dalamnya. Timbul sebuah pertanyaan, bagaimana datang rasa pedas kalau seperti itu?

JAWABANNYA ADALAH

Pedas berasal dari zat Capsaicin yang terdapat pada sebuah cabai dan paprika. Zat ini bersembunyi di dalam plasenta (salah satu bagian dari cabai), berminyak, dan membuat cabai ini terasa panas dan terbakar di lidah. Tubuh manusia memiliki reseptor yang bernama Transient Receptor Potential Vanilloid 1 (TRPV1) yang memiliki fungsi sebagai detector dan regulator pengatur suhu tubuh. Detik dimana manusia mencoba untuk mengonsumsi cabai, TRPV1 ini mengirim sinyal ke otak bahwa lidah mengalami kebakaran. Namun, zat capsaicin ini memanipulasi otak dan mengatakan itu adalah rasa pedas.

Setelah merasakan pedas, otak langsung bereaksi dan tubuh menjadi berkeringat yang disebabkan oleh hormon hipotalamus. Keringat tersebut sebagai bentuk pertahanan dari suhu panas bahkan bisa saja sampai ingusan atau pun menangis. Sebenernya zat capsaicin ini dianggap sebagai rasa sakit pada lidah, hormon endorfin keluar untuk meredakan rasa nyeri yang dirasakan, selanjutnya hormon dopamine keluar sebagai pemicu rasa bahagia. Karena hal tersebut makanan pedas terasa nikmat dan bikin ketagihan meskipun lidah kamu kepanasan.

Berdasarkan riset yang sudah pernah dilakukan oleh seorang peneliti, zat Capsaicin bersifat antikoagulan yang mencegah terjadinya penggumpalan darah. Hal ini membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Zat Capsaicin juga bisa meredakan sakit kepala dan hidung tersumbat.

Jadi tidak heran jika ada teman, keluarga atau yang lainnya saat sedang pusing suka makan makanan pedas. Karena rasa pusing yang dirasakan sebelumnya terasa hilang dan menjadi segar kembali.

Selain hal tersebut, ada beberapa alasan manusia menyukai makanan pedas selain dari alasan di atas:

1.      Sensasi dan kepuasan

Sensasi unik yang dirasakan lidah dan mulut dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi sebagian orang. Sensasi panas tersebut dapat merangsang saraf di mulut dan memberikan pengalaman sensorik yang intens.

2.      Peningkatan rasa makanan

Sensasi pedas dapat memberikan dimensi tambahan pada cita rasa makanan, terasa kompleks dan menarik.

3.      Stimulasi metabolism

Rasa pedas dikaitkan dengan peningkatan suhu tubuh sementara dan peningkatan denyut jantung. Hal ini dapat memberikan efek sementara pada metabolisme tubuh, yang beberapa orang anggap sebagai manfaat kesehatan.

4.      Budaya dan kebiasaan

Beberapa masyarakat memiliki tradisi mengonsumsi makanan pedas sebagai warisan kuliner setiap daerah. Kebiasaan ini terbentuk dari generasi ke generasi dan cenderung mengembangkan preferensi terhadap makanan pedas karena pengaruh budaya dan lingkungan sejak kecil.

Namun, penting untuk diingat bahwa preferensi makanan adalah hal yang subjektif, dan tidak semua orang menyukai makanan pedas. Beberapa orang mungkin tidak menyukai rasa pedas atau bahkan mengalami ketidaknyamanan setelah mengonsumsi makanan pedas. Selera dan preferensi makanan dapat bervariasi secara signifikan antara individu.

Cookies Cocok untuk Diet?